BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah
satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan
penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah lain.
Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yaitu
program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga (Depkes RI,
1998). Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan
ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan
terakhir menjadi 57% pada tahun 1997 (Depkes RI, 1998).
Program
KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan hasil yang cukup
menggembirahan, baik secara normatif maupun demografis. Berdasarkan hasil –
hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI ) tahun 1987 ternyata tingkat kelahiran
kasar telah menurun menjadi sekitar 28 –29 / 1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4
–3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam KB itu hukumnya haram
(Depkes RI, 1998).
Rentang
tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya.
Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2
juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga
Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa program
KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang, " ungkap
Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.Sugiri Syarief,
MPA dalam acara Studium Generale ‘Kependudukan dan Program Keluarga Berencana:
Peluang dan Tantangan', Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut
Pertanian Bogor (IPB). Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB
bekerjasama dengan BKKBN (Depkes RI, 1998).
Keluarga
Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan
dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang
tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima
sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas
wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan
penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia
yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau
diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk
tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau dikenal dengan
singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui beberapa hal yang
berkaitan dengan program keluarga berencana dan sehingga penulis membuat
makalah ini dengan judul “Keluarga Berencana”(Depkes RI, 1998).
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Program KB?
2. Apa saja tujuan pelaksanaan dari
program KB?
3. Apa saja sasaran dari diadakannya
program KB?
4. Apa saja ruang lingkup program KB?
5. Bagaimana strategi pendekatan dan
cara operasional program pelayanan KB?
6. Apa saja dampak program KB terhadap
pencegahan?
C. Tujuan dan manfaat
1. Dapat mengetahui yang dimaksud
dengan Program KB
2. Dapat mengetahui apa saja tujuan
pelaksanaan dari program KB
3. Dapat mengetahui sasaran dari
diadakannya program KB
4. Dapat mengetahui ruang lingkup dari
pelaksanaan program KB
5. Dapat mengetahui strategi pendekatan
dan cara operasional program pelayanan KB
6. Dapat mengetahui dampak program KB
terhadap pencegahan
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
program KB
KB
adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahtraan dengan jalan memberikan nasehat
perkawinan, pengobatan kemandulan, penjarangan kelahiran dan penghentian
kelahiran (Depkes RI, 1994). KB adalah upaya peningkatan kepedulian masyarakat
dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. (UU No. 10/1992).
KB
(family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan
atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi.
Menurut WHO (Expert Committee, 1970) KB merupakan tindakan yang membantu
individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objektif- objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.
Tujuan
program KB
Tujuan
umum diadakannya program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Depkes RI, 1994).
Tujuan
lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan
menurut Alexs Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan
sekedar perkaara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu
yang mampu mengembangkan sarana yang bereriontasi pada masa sekarang dan masaa
depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat
mengubaah alam, bukan sebaliknya (Depkes RI, 1994).
3.
Sasaran
program KB
Sasaran
program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai berikut :
a. Menurunnya rata-rata laju
pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total
(TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya PUS yang tidak ingin
punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak
memakai alat/cara kontrasepsi (unmet
need) menjadi 6%.
d. Meningkatnya peserta KB laki-laki
menjadi 4,5%.
e. Meningkatnyaa penggunaan metode
kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f. Meningkatnya rata-rata usia
perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g. Meningkatnya partisipasikeluarga
dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
h. Meningktnya jumlah keluarga
prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi penduduk.
i. Menigkatnya jumlah institusi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB nasional (Depkes RI,
1994).
4.
Ruang
lingkup program KB
Ruang
Lingkup Program KB sebagai berikut :
a. Ibu. Dengan jalan mengatur jumlah
dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh oleh ibu adalah sebagai
barikut :
ü Tercegahnya kehamilan yang berulang
kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat
terpelihara terutama kesehatan organ reproduksinya.
ü Meningkatnya kesehatan mental dan
sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-
anaknya dan dapat beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut
memang diinginkan.
b. Suami. Dengan memberikan kesempatan
suami agar dapat melakukan hal berikut :
ü Memperbaiki kesehatan fisik
ü Mengurangi beban ekonomi keluarga
yang ditanggungnya
c. Seluruh Keluarga. Dilaksanakan
program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota
keluarga. Sedangkan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar
dalam menganyam pendidikan, serta kasih sayang dari orang tuanya (http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
5.
Strategi
pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
Dalam
hal pelayanan kontrasepsi , diambil kebijaksanaan sebagai berikut :
a. Perluasan jangkauan pelayanan
kontrasepsi dengan cara menyediakan sarana yang bermutu dalam jumlah yang
mencukupi dn merata.
b. Pembinaan mutu pelayanan kontrasepsi
dan pengayoman medis.
c. Pelembagaan pelayanan kontrasepsi
mandiri oleh masyarakat dan pelembagaan keluaargaaa kecil sejahtera
Dalam hal strategi pelayanan
kontrasepsi dibantu pokok-pokok sebagai berikut :
a. Menggunakan pola pelayanan
kontrasepsi rasional sebagai pola pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat,
berdasarkan kurun reproduksi sehat.
b. Pada usia dibawah 20 tahun
dianjurkan menunda kehamilan dengan menggunakan pil KB, AKDR, kontrasepsi
suntik, susuk, komdom, atau intravagina. Pada usia 20-30 tahun dianjurkan untuk
menjarangkan kehamilan. Cara kontrasepsi yang diajurkan adalah AKDR, implan ,
kontrasepsi suntik, pil mini, pil KB, kondom, atau intravagina. Sesudah usia 30
tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan, dianjurkan memakai kontrasepsi
mantap, AKDR, implan, kontrasepsi suntik, pil KB, kondom, atau intravagina.
c. Menyediakan sarana dan alat
kontrasepsi yang bermutu dalam jumlaah yang cukup daan merata.
d. Meninggalkan mutu pelayanan
kontrasepsi.
d. Menumbuhkan kemandirian masyarakat
dalam mendapatkan pelayanan kontrasepsi maupun daalam mengelola pelayanan
kontrasepsi(http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
Untuk
mencapai suatu sukses yang diharapkan, maka ditempuh dalam 3 strategi dimensi,
yaitu sebagai barikut :
a. Perluasan Jangkauan.
Semua jajaran pembangunan diajak berperan dan ikut untuk
menangani adanya program KB, serta mengajak semua PUS yang potensial untuk
menjadi ekspektor KB. Seperti mengajak istri pegawai negeri, ABRI dan
pemimpinan masyarakan yang lain untuk menjadi pelopor yang dapat diandalkan,
agar masyarakat mengikuti dengan senang hati dan penuh kebanggaan.
b. Pembinaan
Organisasi yang sudah mulai ikut serta dalam menangani
program diajak berperan dan mendalami lebih rinci tentang apa yang terjadi dan
memberikan kepercayaan untuk ikut menangani program KB dalam lingkungannya
sendiri. Selain itu menjadi petugas, sukarela dan mulai dikenalkan mengenai
program- program pos KB, posyandu, pembinaan anak- anak, dsb.
c. Pelembagaan dan Pembudayaan
e. Tahapan awal KB Mandiri yaitu
masyarakat akan mencapai suatu tingkat kesadaran dalam melaksanakan KB bukan
hanya karena ajakan melainkan atas kesadaran dan keyakinan sendiri(http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
f. Strategi ini dilengkapi dengan
pendekatan “Panca Karya” yang mempertajam sasaran dan memperjelaskan target,
yaitu pasangan usia muda dengan prioritas rendah, PUS dengan jumlah anak yang
cukup dan generasi muda. Dengan
penajaman pendekatan yang bersifat kemasyarakatan dan wilayah tersebut, maka
program KB tidak lagi menunggu sasarannya tetapi lebih bersifat aktif
6.
Dampak
program KB terhadap pencegahan
Program
KB bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan
pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka
kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan
keluarga-keluargaa kecil berkualitas. Sasaran utama kinerja program KB adalah
sebagai berikut :
a. Menurunkan Pasanagan usia Subur
(PUS) yang ingin melaksanakan KB namun pelayanan KB tidak terlayani (unmet need)
menjadi sekitar 6,5%
b. Meningkatnya partisipasi laki-laki
dalam melaksanakan KB menjadi sekitar 8%
c. Menurunkan angka kelahiran total
(TFR) menjadi 2,4% per perempuan
Hal
ini memungkinkan perempuan untuk menghindari kehamilan ketika mereka tidak
ingin hamil, merencanakan kehamilan ketika mereka melakukan dan mendorong
kesehatan mereka sendiri sehingga dalam prosesnya akan menghasilkan kesehatan
yang signifikan, serta manfaat ekonomi dan sosial bagi individu perempuam itu
sendiri, keluarga, komunitas, dan keluruhan masyarakat (Arum,
Dyah Noviawati Setya, dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogyakarta: Nuha Medika)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Program
KB mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita
juga harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB dengan cara
pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka
penyuluhan program KB dari desa ke desa (Depkes RI, 1994).
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk
mensukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di
pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah
program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan angka
pengangguran di Indonesia (Depkes RI, 1994).
B. Saran
Mengingat
banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB, kita sebagai anak
bangsa harus turut mensukseskan program ini. Pemerataan kesehatan dan
pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat tercapai.
Selain itu lapangan pekerjaanpun juga harus dipenuhi untuk menekan angka
pengangguran, agar angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat indonesia
menjadi masyarakat yang maju dan bermutu.
DAFTAR PUSTAKA
Arum, Dyah Noviawati Setya, dkk. 2009. Panduan
Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika
Depkes RI, 1998
Depkes RI, 1994
Tidak ada komentar:
Posting Komentar