Selasa, 16 Agustus 2016

Makalah Program KB



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga (Depkes RI, 1998). Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-KB meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir menjadi 57% pada tahun 1997 (Depkes RI, 1998).
Program KB nasional telah berjalan selama kurun waktu 4 pelita dengan hasil yang cukup menggembirahan, baik secara normatif maupun demografis. Berdasarkan hasil – hasil Survey Prevalensi Indonesia ( SPI ) tahun 1987 ternyata tingkat kelahiran kasar telah menurun menjadi sekitar 28 –29 / 1000 dan TFR menjadi sekitar 3,4 –3,6. Meskipun begitu, jika dipandang dari segi islam KB itu hukumnya haram (Depkes RI, 1998).
Rentang tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya. Sedangkan 1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi 205,8 juta orang. Selama rentang 1900-2000, progran Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah kelahiran 80 juta orang. "Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000 diprediksi 285 juta orang, " ungkap Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.Sugiri Syarief, MPA dalam acara Studium Generale ‘Kependudukan dan Program Keluarga Berencana: Peluang dan Tantangan', Jum'at (19/6) di Auditorium Thoyib Hadiwijaya Institut Pertanian Bogor (IPB). Acara ini digelar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB bekerjasama dengan BKKBN (Depkes RI, 1998).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian. Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Kepadatan penduduk yang terjadi tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan program keluarga berencana dan sehingga penulis membuat makalah ini dengan judul “Keluarga Berencana”(Depkes RI, 1998).
B.  Rumusan masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Program KB?
2.    Apa saja tujuan pelaksanaan dari program KB?
3.    Apa saja sasaran dari diadakannya program KB?
4.    Apa saja ruang lingkup program KB?
5.    Bagaimana strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB?
6.    Apa saja dampak program KB terhadap pencegahan?

C.  Tujuan dan manfaat
1.    Dapat mengetahui yang dimaksud dengan Program KB
2.    Dapat mengetahui apa saja tujuan pelaksanaan dari program KB
3.    Dapat mengetahui sasaran dari diadakannya program KB
4.    Dapat mengetahui ruang lingkup dari pelaksanaan program KB
5.    Dapat mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
6.    Dapat mengetahui dampak program KB terhadap pencegahan






















BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengertian program KB
KB adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahtraan dengan jalan memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan, penjarangan kelahiran dan penghentian kelahiran (Depkes RI, 1994). KB adalah upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga kecil yang bahagia sejahtera. (UU No. 10/1992).
KB (family planning/planned parenthood) merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi. Menurut WHO (Expert Committee, 1970) KB merupakan tindakan yang membantu individu  atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif- objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
2.    Tujuan program KB
Tujuan umum diadakannya program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Depkes RI, 1994).
Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan teori pembangunan menurut Alexs Inkeles dan David Smith yang mengatakan bahwa pembangunan bukan sekedar perkaara pemasok modal dan teknologi saja tapi juga membutuhkan sesuatu yang mampu mengembangkan sarana yang bereriontasi pada masa sekarang dan masaa depan, memiliki kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat mengubaah alam, bukan sebaliknya (Depkes RI, 1994).
3.    Sasaran program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai berikut :
a.    Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per tahun.
b.   Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c.    Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara  kontrasepsi (unmet need)   menjadi 6%.
d.   Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5%.
e.    Meningkatnyaa penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
f.    Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
g.   Meningkatnya partisipasikeluarga dalam  pembinaan tumbuh kembang anak.
h.   Meningktnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang aktif dalam usaha ekonomi penduduk.
i.     Menigkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB nasional (Depkes RI, 1994).
4.    Ruang lingkup program KB
Ruang Lingkup Program KB sebagai berikut :
a.    Ibu. Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran. Adapun manfaat yang diperoleh oleh ibu adalah sebagai barikut :
ü Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama kesehatan organ reproduksinya.
ü Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak- anaknya dan dapat beristirahat yang cukup karena kehadiran akan anak tersebut memang diinginkan.
b.   Suami. Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut :
ü  Memperbaiki kesehatan fisik
ü  Mengurangi beban ekonomi keluarga yang ditanggungnya
c.    Seluruh Keluarga. Dilaksanakan program KB dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga. Sedangkan bagi anak dapat memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam menganyam pendidikan, serta kasih sayang dari orang tuanya (http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
5.    Strategi pendekatan dan cara operasional program pelayanan KB
Dalam hal pelayanan kontrasepsi , diambil kebijaksanaan sebagai berikut :
a.    Perluasan jangkauan pelayanan kontrasepsi dengan cara menyediakan sarana yang bermutu dalam jumlah yang mencukupi dn merata.
b.   Pembinaan mutu pelayanan kontrasepsi dan pengayoman medis.
c.    Pelembagaan pelayanan kontrasepsi mandiri oleh masyarakat dan pelembagaan keluaargaaa kecil sejahtera
Dalam hal strategi pelayanan kontrasepsi dibantu pokok-pokok sebagai berikut :
a.    Menggunakan pola pelayanan kontrasepsi rasional sebagai pola pelayanan kontrasepsi kepada masyarakat, berdasarkan kurun reproduksi sehat.
b.   Pada usia dibawah 20 tahun dianjurkan menunda kehamilan dengan menggunakan pil KB, AKDR, kontrasepsi suntik, susuk, komdom, atau intravagina. Pada usia 20-30 tahun dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan. Cara kontrasepsi yang diajurkan adalah AKDR, implan , kontrasepsi suntik, pil mini, pil KB, kondom, atau intravagina. Sesudah usia 30 tahun atau pada fase mengakhiri kesuburan, dianjurkan memakai kontrasepsi mantap, AKDR, implan, kontrasepsi suntik, pil KB, kondom, atau intravagina.
c.    Menyediakan sarana dan alat kontrasepsi yang bermutu dalam jumlaah yang cukup daan merata.
d.   Meninggalkan mutu pelayanan kontrasepsi.
d.   Menumbuhkan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kontrasepsi maupun daalam mengelola pelayanan kontrasepsi(http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
Untuk mencapai suatu sukses yang diharapkan, maka ditempuh dalam 3 strategi dimensi, yaitu sebagai barikut :
a.    Perluasan Jangkauan.
Semua jajaran pembangunan diajak berperan dan ikut untuk menangani adanya program KB, serta mengajak semua PUS yang potensial untuk menjadi ekspektor KB. Seperti mengajak istri pegawai negeri, ABRI dan pemimpinan masyarakan yang lain untuk menjadi pelopor yang dapat diandalkan, agar masyarakat mengikuti dengan senang hati dan penuh kebanggaan.
b.   Pembinaan
Organisasi yang sudah mulai ikut serta dalam menangani program diajak berperan dan mendalami lebih rinci tentang apa yang terjadi dan memberikan kepercayaan untuk ikut menangani program KB dalam lingkungannya sendiri. Selain itu menjadi petugas, sukarela dan mulai dikenalkan mengenai program- program pos KB, posyandu, pembinaan anak- anak, dsb.
c.    Pelembagaan dan Pembudayaan
e.    Tahapan awal KB Mandiri yaitu masyarakat akan mencapai suatu tingkat kesadaran dalam melaksanakan KB bukan hanya karena ajakan melainkan atas kesadaran dan keyakinan sendiri(http://dwiyulianiadnan27.blogspot.com/2013/11/program-kb-di-indonesia.html)
f.    Strategi ini dilengkapi dengan pendekatan “Panca Karya” yang mempertajam sasaran dan memperjelaskan target, yaitu pasangan usia muda dengan prioritas rendah, PUS dengan jumlah anak yang cukup dan generasi  muda. Dengan penajaman pendekatan yang bersifat kemasyarakatan dan wilayah tersebut, maka program KB tidak lagi menunggu sasarannya tetapi lebih bersifat aktif     
6.    Dampak program KB terhadap pencegahan
Program KB bertujuan untuk memenuhi permintaan pelayanan KB dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas, serta mengendalikan angka kelahiran yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas penduduk dan mewujudkan keluarga-keluargaa kecil berkualitas. Sasaran utama kinerja program KB adalah sebagai berikut :
a.   Menurunkan Pasanagan usia Subur (PUS) yang ingin melaksanakan KB namun pelayanan KB tidak terlayani (unmet need) menjadi sekitar 6,5%
b.   Meningkatnya partisipasi laki-laki dalam melaksanakan KB menjadi sekitar 8%
c.   Menurunkan angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,4% per perempuan
Hal ini memungkinkan perempuan untuk menghindari kehamilan ketika mereka tidak ingin hamil, merencanakan kehamilan ketika mereka melakukan dan mendorong kesehatan mereka sendiri sehingga dalam prosesnya akan menghasilkan kesehatan yang signifikan, serta manfaat ekonomi dan sosial bagi individu perempuam itu sendiri, keluarga, komunitas, dan keluruhan masyarakat (Arum, Dyah Noviawati Setya, dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika)
















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Program KB adalah Program yang diberlakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk yang semakin tahun semakin meningkat. Program KB mempunyai lebih banyak keuntungan daripada kerugiannya, maka sebaiknya kita juga harus mendukung pemerintah untuk melaksanakan program KB dengan cara pembicaraan santai kepada para tetangga, ikut berpartisipasi dalam rangka penyuluhan program KB dari desa ke desa (Depkes RI, 1994).
Pemerintah harus menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk mensukseskan program KB, seperti pembenahan infrastruktur posyandu di pedesaan,penyuluhan program KB dll, dan semua hal yang diperlukan setelah program KB ini sukses seperti penyediaan lapangan pekerjaan, agar bisa menekan angka pengangguran di Indonesia (Depkes RI, 1994).
B.  Saran
Mengingat banyaknya keuntungan dan peluang yang timbul dari program KB, kita sebagai anak bangsa harus turut mensukseskan program ini. Pemerataan kesehatan dan pendidikan harus disiapkan oleh pemerintah agar program KB ini cepat tercapai. Selain itu lapangan pekerjaanpun juga harus dipenuhi untuk menekan angka pengangguran, agar angka kriminalitas pun berkurang dan masyarakat indonesia menjadi masyarakat yang maju dan bermutu.







DAFTAR PUSTAKA
Arum, Dyah Noviawati Setya, dkk. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Nuha Medika

Depkes RI, 1998
Depkes RI, 1994









Tidak ada komentar:

Posting Komentar